Pages

Sabtu, 07 November 2015

Pemuda dan Sosialisasi

Makalah Ilmu Sosial Dasar "Pemuda dan Sosialisasi"

1.1 Pengertian Pemuda

Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga ini merupakan proses yang disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.

2.1 Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

3.1 Proses Sosialisasi

Menurut George Herbert Mead, proses sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.
1.   Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.
2.   Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan:
a.    Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.
b.   Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.
c.    Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
d.   Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).
3.   Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4.   Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

4.1 Tujuan Sosialisasi

 Tujuan pokok sosialisasi adalah individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat, individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya, pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat, dan bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.

5.1 Peran Pemuda Dimasyarakat

Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.

6.1 Masalah masalah Generasi Muda

Terlampir Berita Online  yang menjadi masalah Generasi muda dikarenakan  oleh Narkoba

http://news.detik.com/berita/3048336/incar-pemuda-mabuk-polisi-bekasi-juga-temukan-ganja-di-kos-kosan


Analysis :

Pada berita detik com diatas diketahui penangkapan bermula ketika anggota Unit Narkoba Polsek Bekasi Utara melakukan observasi wilayah. Anggota kemudian mendapat informasi dari masyarakat bahwa di TKP sering ada remaja yang nongkrong minum-minum. "Kemudian tim meluncur ke TKP dan didapat 3 orang pemuda sedang nongkrong di TKP lalu setelah dilakukan pengggeledahan didapat barang narkotika jenis ganja di dalam kontrakan pelaku,"
dan pelaku tersebut adalah para pemuda , dan memang Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Danlemahnya pengawasan orang tua, keluarga, serta orang terdekat termasuk pula lemahnya pemahaman pemuda terhadap agama, melanggar tatanan hukum yang berlaku, dan lain sebagainya mengakibatkan pemuda banyak terjerumus dalam pusaran pergaulan yang mengantarkan pemuda pada titik kehancuran. Fakta yang ada sekarang menjadi bukti hal tersebut, misalnya dari beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa Penyalahgunaan narkoba, miras justru lebih banyak dilakukan oleh pemuda.

Cara Antisipasi / Penanggulangan :

Di tinjau dari berita di atas diketahui pemerintah melalui perangkat penegak hukum telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Upaya ini diwujudkan melalui program- program baik preventif, repsresif maupun rehabilitatif yang untuk sementara waktu dianggap kurang optimal.


maka dari itu peran masyarakat sangatlah penting untuk menanggulangi masalah pemuda ini , dari hal kecil saja pemuda di ajak ikut berkontribusi dalam hal kemasyarakatan seperti disediakan sarana perkumpulan pemuda dimasyarakat seperti karang taruna ,paguyuban di galakan kembali ,pembangunan perpustakaan di tempat tempat perkumpulan pemuda agar para pemuda tidak menjurus ke hal - hal yang kurang baik.

Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Pemuda Sosialisasi Serta Peranannya. http://artikel-mak.blogspot.com. Diakses : 23 Februari 2014
Anonim. 2011. Pemuda dan Sosialisasi. http://teknikuim2011.blogspot.com. Diakses : 23 Februari 2014
Atmojo, Adi. 2012. Pengertian Pemuda dan Sosialisasi.http://adiatmojo1.blogspot.com. Diakses : 23 Februari 2014
Bimo, Agustinus. 2012. Masalah Pemuda Sosialisasi.
https://www.facebook.com/GenerasiMudaAnakKalbar/posts/529380087091913

Minggu, 27 September 2015

Tugas 2 Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill) Disusun Oleh :Arie. Afritama


KATA PENGANTAR


    Puji serta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tugas 2 . Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, para sahabat-Nya, dan kita semua selaku umat-Nya yang semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT.Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill) agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar. Pemahaman tentang Individu,keluarga dan masyarakat serta  problematika dan perkembangannya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitri Dwi Lestari selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma.

Saya menyadari makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.

 
                                                                          Depok , 02 Oktober 2015 
   
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI    
BAB I  PENDAHULUAN
                    1.1.    Latar Belakang
BAB II  PEMBAHASAN 
2.1.    Pertumbuhan Individu
2.2.    Fungsi Keluarga
2.3.    Individu,Keluarga,Masyarakat
2.4.    Hubungan antara Individu ,Keluarga,Masyarakat
2.5     Urbanisasi
BAB III PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

 
1.1.        Latar Belakang
 
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan  banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih  banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungankeluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
 
BAB II
PEMBAHASAN

 
2.1       Pertumbuhan Individu

         Pertumbuhan individu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Pertumbuhan individu ini terjadi tidak hanya begitu saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara garis besar digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
  • Pendirian Nativistik
  • Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
  • Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme

2.2      Fungsi Keluarga

        Sebagai unit terkecil dari masyarakat, keluarga juga memiliki fungsi untuk menjalankan peranannya. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Inilah yang disebut dengan fungsi keluarga. Berikut ini adalah macam-macam fungsi keluarga :
  • Fungsi Biologis dan Pemeliharaan
  • Fungsi Ekonomi
  • Fungsi Keagamaan
  • Fungsi Sosial
    2.3    Individu, Keluarga, dan Masyrakat

    Pengertian Individu
     
             Kata individu berasal dari bahasa latin “individiuum” yang artinya yang tak terbagi. Menurut Dr.A.Lysen, individu merupakan kesatuan yang tak terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.

         Pengertian Keluarga
     
        Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta “kulawarga” yang berarti anggota. Dari bahasa sansekerta ini, keluarga memiliki pengertian lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Secara umum, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
     
    Pengertian Masyarakat

       Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab “musyarak” yang berarti suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Secara umum, masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

         2.4    Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat

    Hubungan individu dengan keluarga

        Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

         Hubungan individu dengan masyarakat

             Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjunjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu.


           2.5     Urbanisasi

            Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Ajakan dari teman atau sanak saudara, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dapat dijadikan alasan terjadinya proses urbanisasi.

        BAB III
    PENUTUP
     

         3.1     Kesimpulan

             Keluarga dan masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak adanya individu. Dengan adanya perkembangan individu, maka terbentuklah keluarga. Individu, keluarga, dan masyarakat memiliki fungsinya masing-masing untuk menjalankan perannya, tetapi ketiga komponen tersebut memiliki hubungan yang cukup erat dalam kehidupan sosial. Seperti hubungan individu dengan keluarga. Masing-masing individu dalam keluarga memiliki hak dan kewajiban dalam berperan dalam suatu keluarga. Dan pada hubungan individu dengan masyarakat, sebagai makhluk sosial, ada baiknya hak masyarakat didahulukan daripada hak individu. Contohnya, jika ada kegiatan kerja bakti di lingkungan, ada baiknya kita ikut berpartisipasi dibandingkan harus mendahulukan acara pribadi kita seperti akan mengadakan rekreasi. Oleh karena itu, jika proses pembentukan individu dengan baik, maka akan terbentuk keluarga dan masyarakat yang baik pula.


    DAFTAR PUSTAKA

    Referensi :
         Ahmadi Abu, Drs. H . 2003. Ilmu Sosial Dasar : Mata Kuliah Dasar Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
     

      

    Tugas 1 Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill) Disusun Oleh :Arie. Afritama



    KATA PENGANTAR

     
    Puji serta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan maklah tugas 1 . Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, para sahabat-Nya, dan kita semua selaku umat-Nya yang semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT.Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill) agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar.Pemahamantentang masyarakat dan kebudayaan serta  perkembangannya.

    Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitri Dwi Lestari selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadama.

    Saya menyadari makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.

     

    Depok, 02 Oktober 2015

     

     

    Penulis

     

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I  PENDAHULUAN

    1.1          Latar Belakang

    1.2          Rumusan Masalah

    1.3          Tujuan Masalah

    1.4          Manfaat Penulisan

    BAB II  PEMBAHASAN

    2.1          Masyarakat dan Kebudayaan

    2.2.         Kebudayaan dan Kepribadian

    2.3.         Kebudayaan Barat

    BAB III PENUTUP

    3.1.         Kesimpulan

    3.2.         Saran

    DAFTAR PUSTAKA

     

     

     BAB I

    PENDAHULUAN

     

    1.1          Latar Belakang

    Hubungan budaya dan masyarakat sendiri adalah Suatu sistem sosial keseluruhan, dimana para anggotanya memiliki tradisi budaya dan bahasa. Menurut Geertz, 1957:33-34, budaya adalah pabrik pengertian, dengan apa manusia menafsirkan pengalaman dan menuntun tindakan mereka; struktur sosial ialah bentuk yang diambil tindakan itu, jaringan-jaringan hubungan sosial. Budaya dan struktur sosial adalah abstraksi yang berlainan dari fenomena yang sama.

    Jadi, budaya dan struktur sosial sebagai abstraksi-abstraksi pelengkap, dan tantangan dalam menganalisis proses saling mempengaruhi antara keduanya.

    Selain hubungan antara masyarakat dan budaya, terdapat juga pranata sosial yang berada dalam masyarakat. Pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi. Pranata sosial ini memiliki 3 fungsi dalam masyarakat, yakni :

    Memberi pedoman pada anggota masyarakat.

    Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat

    Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial (sosial control).

    Disini, dengan adanya pranata sosial, masyarakat dapat menjalani kehidupannya dengan sejahtera tanpa adanya masalah di dalam unsur masyarakat itu sendiri. Sedangkan jika kita menilik sebentar, masyarakat memiliki 4 golongan, yakni :

    1.Kategori Sosial

    2.Golongan Sosial

    3.Komunitas

    4.Kelompok dan Perkumpulan

    Selain 2 kategori diatas, kebudayaan sendiri memiliki fungsi dalam kehidupan bermasyarakat, yakni :

    Melindungi manusia dari alam

    Mengatur hubungan antar manusia

    Wadah segenap perasaan manusia

    Dari situ mengapa kebudayaan dan masyarakat tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena kebudayaan sendiri membantu kehidupan dalam bermasyarakat dan mereka memiliki peran yang sama dengan pranata sosial yang berusaha menjaga masyarakat itu sendiri.

    1.2          Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi :

    ·         Esensi pengertian masyarakat dan kebudayaan

    ·         Hubungan kebudayaan dan kepribadian

    ·         Problematika karena masuknya  kebudayaan barat

    1.3          Tujuan Penulisan

    Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis dan juga sebagai pembelajaranbagi penulis .Disamping itu , penulisan makalah ini juga diharapkan untuk :

    ·         Memahami Esensi pengertian masyarakat dan kebudayaan

    ·         Memahami hubungan kebudayaan dan kepribadian

    ·         Memahami dan menelaah Problematika karena masuknya  kebudayaan barat

    1.4          Manfaat Penulisan

    Manfaat yang diperoleh dari tulisan ini adalah :

    ·         Memahami arti dari pengertian masyarakat dan kebudayaan

    ·         Memahami arti dari hubungan kebudayaan dan kepribadian

    ·         Mengetahui Problematika kebudayaan karena masuknya  kebudayaan barat

     

    BAB II

    PEMBAHASAN­

     

    2.1      Masyarakat dan Kebudayaan

    1.Perkembangan Penduduk Dunia

    Penduduk dunia saat ini ini menurut data Bank Dunia adalah di kisaran menyentuh 7 milyar jiwa. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya peradaban manusia. Tidak ada data pasti mengenai perkembangan penduduk dunia dari zaman pertama kali adanya manusia. Berdasarkan data dari tahun 1650an hingga saat ini terdapat 5 fase perkembangan penduduk dunia yaitu;

    Periode 1650-1800

    Pada periode ini diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 900 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,4 % per tahun. Periode ini ditandai dengan :

    ·         Mulai berkembangnya teknik pertanian

    ·         Berdirinya pabrik-pabrik pada tahap awal

    ·         Pengembangan sarana dan prasarana transportasi

    ·         Kondisi politik di berbagai negara relatif stabil

    Periode 1800-1850

    Selama periode ini (50 tahun) jumlah penduduk dunia bertambah sekitar 33% yang ditandai dengan gejala berikut:

    ·         Meningkatnya tatanan politik dan ekonomi negara

    ·         Mulai timbulnya kesadaran akan lingkungan

    ·         Adanya perhatian untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk

    Periode 1850-1900

    Periode ini memiliki ciri :

    ·         Mulai dilakukannya sensus penduduk di berbagai negara

    ·         Peningkatan produktivitas manusia karena kemajuan IPTEK

    ·         Di beberapa negara terjadi penurunan fertilitas

    Periode 1900-1930

    Periode ini sangat erat kaitannya dengan terjadinya Perang Dunia 1 dan perkembangan penduduk dunia terbagi menjadi 3 wilayah yaitu

    ·         Wilayah Amerika Serikat dan Eropa Barat pertumbuhan penduduknya mulai terkendali.

    ·         Wilayah Eropa timur, Afrika Utara, Amerika Latin dan Jepang, angka pertumbuhan penduduknya masih tinggi.

    ·         Wilayah yang tidak termasuk 2 wilayah diatas pertumbuhan penduduknya tinggi.

    Periode 1930-sekarang

    Merupakan periode ledakan penduduk dunia karena berbagai faktor yaitu

    ·         Berakhirnya Perang Dunia

    ·         Meningkatnya pelayanan kesehatan dan pendidikan

    ·         Penemuan berbagai jenis obat dan antibiotik

    ·         Teknologi semakin maju di berbagai bidang

    Sebelum tahun 1650an diperkirakan perkembangan penduduk dunia sangat tidak berarti. Jumlah kelahiran dan kematian sama tingginya.

    Dibawah ini adalah Peta Pertumbuhan Penduduk Dunia ( in %)

     


    Data Penduduk Dunia (World Bank)



     

    Faktor –faktor Demografi yang mempengaruhi pertumbuhan Penduduk

    Faktor  utama  demografi yang  mempengaruhi  pertumbuhan  penduduk adalah

    Sebagai berikut :

    1.Kematian

    2.Faktor pendukung kematian

    3.Faktor penghambat kematian

    Rumus tingkat kematian kasar

    Angka kematian kasar adalah    angka yang  menunjukan  jumlah  kematian  tiap

    1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan  usia dan jenis kelamin tertentu .

    Ini dapat dituliskan dalam rumus :

    CDR: D/PX1000

    CDR: (Crude Death Rate) = Angka kematian kasar

    D: (Death) = Jumlah kematian

    P: (Population) = Jumlah penduduk

    Rumus tingkat kematian khusus

    Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.

    Rumus: ASDRx = Dx/Px x 1000

    Dimana :

    ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)

    Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun

    Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu

    1000 = Konstanta (k)

    5  Angka kelahiran

    Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk.Ada beberapa faktor yang menghambat .

    Kelahiran ( anti natalitas ) dan yang mendukung kelahiran ( pro natalitas )

    Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.

    Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.

    Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.

    Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

    aktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.

    Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:

    Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.

    Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.

    Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.

    Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

    Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :

    1.Kepercayaan dan agama

    Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak

    2.Tingkat pendidikan

    Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.

    3.Kondisi perekonomian

    Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.

    4.Kebijakan pemerintah

    Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran

    5.Adat istiadat di masyarakat

    Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.

    6.Kematian dan kesehatan

    Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.

    7.Struktur Penduduk

    Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

    Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.

    Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :

    Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.

    Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )

    Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.

    Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.

    Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :

    ·         Facundity ( kesuburan )

    ·         Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.

    Fertility ( fertilitas )

    Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.

    Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

    Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:

    Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.

    Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )

    Migrasi

    Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.

    Macam – macam migrasi

    Remigrasi adalah perpindahan penduduk untuk kembali ke tanah asalnya semula. Misalnya, karena sudah tua, seseorang kembali ke daerah asalnya agar setelah mati dapat dikubur di daerah asalnya.

    Imigrasi adalah perpindahan penduduk dan negara asing untuk menetap dan menjadi warga negara di negara yang baru didatanginya. Misalnya, seseorang dari Indonesia pindah ke Amerika Serikat. Bagi Amerika Serikat orang tersebut disebut imigran.

    Evakuasi adalah perpindahan atau pengungsian penduduk dari tempat tinggalnya karena gangguan keamanan/bencana. Misalnya, korban bencana alam.

    Emigrasi adalah pindahnya sekelompok penduduk atau perorangan dari suatu negara ke negara lain. Misalnya, orang Indonesia yang menetap di Jepang. Bagi Indonesia disebut emigran, bagi Jepang disebut imigran.

    Forensen (nglaju) adalah orang yang tinggal di desa (luar kota), tetapi mempinyai mata pencaharian di kota sehingga setiap hari pulang pergi dalam perjalanan. Hal itu disebabkan oleh sulitnya perumahan di kota. Misalnya, banyak orang bekerja di Jakarta, tetapi bertempat tinggal di luar Jakarta.

    Turisme adalah perjalanan ke daerah-daerah pariwisata. Misalnya, orang yang berwisata ke daerah wisata, seperti Bali, Danau Toba, Borobudur, dan Tana Toraja.

    Week end (berakhir pekan) adalah kegiatan bepergian ke luar kota pada akhir minggu untuk menghirup udara segar. Misalnya, orang Jakarta berakhir pekan ke Puncak, Jawa Barat.

     Akibat migrasi

    Akibat terjadinya Migrasi pendudukmembawa dampak positif dan negatif.

    Berikut ini adalah dampak positif
    • Mempercepat terlaksananya pembangunan nasional
    • Memperkokoh persatuan dan kesatuan
    •      Tersedianya tenaga kerja yang potensial
         Berikut ini adalah dampak negatif.
    •        Banyaknya pengangguran di perkotaan yang memunculkan masalah sosial
    •        Bermunculan pemukiman-pemukiman kumuh.
    3 Jenis struktur penduduk

    Komposisi penduduk adalah suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan juga banyak penduduk didalam satu Negara tersebut, dari penduduk tersebut banyaknya, akan dikelompokan pada kriteria-kriteria tertentu

    Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu dikelompokkan demi tidak terjadi masalah-masalah sepele yang timbul dikarenakan terjadi karena hanya sebuah hal sepele

    Dalam suatu keluarga ada kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai gaji sebesar 3 juta rupiah dalm sebulan didalam suatu pengelompokan penduduk kelurga ini termasuk keluaraga yang cukup mampu

    Didalam dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang dikelompokan berdasarkan umur yaitu
    • Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun
    • Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64 tahun
    • Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja.
    Piramida penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.

    Distribusi segitiga

    Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.

    penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia

    Stasioner muda dan tua

    Piramida Penduduk Stasioner

    Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.

    Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.

    PIRAMIDA STASIONER,MUDA DAN TUA Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida

    ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama ataurata di tiap kelompok umur.Pada umumnya, bentuk piramida semacam initerdapat di negara-negara Eropa yang telah lamamaju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkatkematian yang rendah.

    Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.

    Kegunaan

    Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

    Cara Menghitung

    Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

    Rumus

    RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua

    RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda

    RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua

    P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)

    P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)

    P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)

    Contoh

    Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).

    Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000

    Kel. Umur Jumlah Penduduk

    0-14 63 206 000

    15-64 13 3057 000

    65+ 9 580 000

    Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.

    Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000

    Keterangan Rasio Ketergantungan

    RKTot 54,7

    RKMuda 47,0

    RKTua 7,2

    Interpretasi

    Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.

    2.2          Kebudayaan dan Kepribadian

    Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

    A.Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)

    Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara

    Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.

    B.Zaman Batu Muda (Neolithikum)

    Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.

    Ciri – ciri zaman batu muda :

    ·         Mulai menetap dan membuat rumah

    ·         Membentuk kelompok masyarakat desa

    ·         Bertani

    ·         Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup

    Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.

    Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam

    Kebudayaan Hindu, Budha

    Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.

    Kebudayaan Islam

    Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.

    Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan

    2.3       Kebudayaan Barat

    1.Kebudayaan Barat

    Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.

    Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesi

    BAB III

    PENUTUP

    3.1          Kesimpulan

    Kedinamisan merupakan salah satu ciri kehidupan masyarakat manusia. Kehidupan masyarakat manusia yang dinamis ditandai dengan perubahan-perubahan sosial dan budaya yang secara jelas dapat terlihat melalui berbagai benda hasil budaya dan aktivitas-aktivitas kehidupannya. Sebagai manusia yang menjalani kehidupan di dunia beserta problematika yang ada. Apabila kita menginginkan kehidupan kita berjalan baik dan lancar maka pengelolaan kita terhadap pola pikir akal, jamani dan rohani kita harus berjalan dengan benar, seimbang dan sesuai. Begitu juga dengan kepekaan kita terhadap masyarakat dan lingkungan yang berada di sekitar kita. Semuanya harus dijalankan secara seimbang karena kita adalah mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungan sosial dan apabila ada salah satu saja yang tidak seimbang dalam pemenuhannya maka akan berdampak pula pada kehidupan sehari-hari kita.

    Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
    • Kematian (Mortalitas)
    • Kelahiran (Natalitas)
    • Migrasi (Mobilitas)
    Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.

    3.2          Saran

    Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini ,tentunya masih banyak kelemahan dan kekurangan nya,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubunganya dengan judul makalah ini.Terima kasih. 

    DAFTAR PUSTAKA

    http://senda-ronyrama.blogspot.co.id/2011/12/faktor-faktor-demografi-yang.htmlIps Geografi, Hal 81-82, Penerbit : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.Solo.2002, Penulis : Drs. Kuswanto,M.M
    http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-migrasi-jenis-jenis-macam-macam.htmlhttp://rpp-smp.blogspot.co.id/2014/03/migrasi-penduduk.html
    https://adeadangsuryana.wordpress.com/tag/tiga-jenis-struktur-penduduk/skandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di IndonesiaEhrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.